Belajar VLSM dan CIDR
VLSM and CIDR
1. Classful and Classless Addressing
1.1 Classful IP Addressing
Ketika ARPANET dibuat pada tahun 1969,
tidak ada seorangpun yang mengantisipasi bahwa internet akan meledak
dibandingkan dengan awal riset proyek ini. Tahun 1989, ARPANET telah menjelma
apa yang sekarang kita sebut dengan internet. Decade berikutnya, jumlah host
membludak, dari 159.000 oktober 1989, sampai 72 juta pada akhir millennium.
Tanpa dikenalkannya VLSM dan CIDR
tahun 1993 (RFC 1519), Name Address Translation (NAT) pada tahun 1994 (RFC
1631) dan Private addressing pada tahun 1996 (RFC 1918), alamat IPv4 32-bit
akan sangat tidak mungkin untuk menampung jumlah host yang ada.
The
High Order Bits
Awalnya alamat IPv4 dialokasi
berdasarkan kelas. Ini tertuang dalam RFC 791 dimana pengarang membangun
kelas-kelas IP untuk menyediakan ukuran network yang berbeda, yaitu untuk
jaringan luas, menengah dan kecil. Hasilnya, kelas alamat dibagi atas kelas A,
B, dan C dengan nilai bit yang paling tinggi berada pada deretan yang paling kiri.
Berdasarkan
gambar:
·
Alamat
class A dimulai dengan bit 0. Oleh karena itu, semua alamat dari 0.0.0.0 sampai
127.255.255.255 miliki class A. Alamat 0.0.0.0 merupakan default routing dan
alamat 127.0.0.0 adalah loopback testing.
·
Alamat
class B dimulai dengan bit 1 dan bit 0. Oleh sebab itu, semua alamat 128.0.0.0
sampai 191.255.255.255 milik class B.
·
Alamat
class C dimulai dengan dua bit 1 dan bit 0. Oleh sebab itu, semua alamat
192.0.0.0 sampai 223.255.255.255 milik class C.
Alamat sisa disediakan untuk multicasting dan
pengembangan lebih lanjut. Alamat multicast dimulai dengan 3 angka bit 1 dan
bit 0. Multicast digunakan untuk mengidentifikasi kelompok host yang merupakan
bagian dari kelompok multicast. Ini membantu mengurangkan proses pengiriman
paket yang telah dilakukan host, terutama pada media broadcast.
The
IPv4 Classful Addressing Structure
Rancangan bit network
dan bit host ditetapkan dalam RFC 790 (dirilis dengan RFC 791). Berdasarkan
gambar, network class A menggunakan octet pertama untuk dijadikan sebagai
alamat networknya. Karena hanya ada 7 bit yang tersisa pada octet pertama
(octet pertama selalu 0), ini membuat 27 untuk porsi network atau
sama dengan 128 network.
Dengan jumlah bit 24
yang menjadi porsi host, masing-masing alamat class A berpotensial memiliki 16
juta alamat host. Sebelum CIDR dan VLSM, jaringan sebuah lembaga diset
menggunakan alamat classful network. Apa yang akan dilakukan dengan jumlah host
sebanyak itu? Namun masih ada beberapa perusahaan yang mengimplementasikan
class A untuk alamat hostnya, seperti: general electric 3.0.0.0/8, Apple
Computer 17.0.0.0/8 dan U.S Postal Service 56.0.0.0/28.
Class B tidak lebih
baik. RFC 790 mengkhususkan dua octet pertama sebagai network. Dengan dua bit
sudah digunakan yaitu 1 dan0, 14 bit dari dua octet pertama dialokasikan
sebagai network, yang menghasilkan 16.384 alamat network untuk class B. karena
setiap alamat network berisi 16 bit untuk porsi host, akan menghasilkan 65.534
alamat host. Biasanya digunakan oleh pemerintah.
Untuk class C
dialokasikan tiga octet pertama sebagai alamat network. Dengan tiga bit pertama
yaitu 1,1 dan 0 sebagai penanda class C menghasilkan 2 juta alamat network pada
kelas ini. Namun, masing-masing networknya hanya tersedia 8 bit yang tersedia
untuk alamat host yang jumlahnya menjadi 254 alamat.
1.2
Classful Routing Protocol
Example of Classful Routing Updates
Menggunakan alamat IP classful berarti subnet mask alamat
network dapat ditentukan berdasarkan nilai octet pertama, atau untuk lebih
akurat, tiga bit pertama dari alamat tersebut. Protokol routing, seperti RIP v1
hanya dibutuhkan untuk menyebarkan alamat network dari rute yang diketahui dan
tidak memasukkab subnet mask pada update routingnya. Ini dikarenakan oleh
router yang menerima update routing
table dapat menentukan subnetmask dengan menguji atau menganalisa nilai octet
pertama yang ada pada alamat network, atau dengan menerapkan mask interface
untuk rute yang disubnetkan. Subnet mask secara langsung berhubungan dengan
alamat network
Pada contoh, R1 menegtahui bahwa subnet 172.16.1.0 milik major classful netowork yang sama dengan interface outgoing (interface keluaran). Oleh karena itu, interface ini
mengetahui bahwa subnet 172.16.1.0 milik major classful netowork yang sama dengan interface outgoing (interface keluaran). Oleh karena itu, interface ini mengirim update RIP ke R2 berisikan subnet 172.16.1.0. ketika R2 menerima update tersebut, R2 akan memakai subnet mask dari interface dimana ia menerima update (/24) untuk mengirim update ke router lain dan menambahkan 172.16.1.0 ke dalam routing tablenya sendiri.
Ketika mengirim update ke R3, R2 merangkum subnet 172.16.1.0/24, 172.16.2.0/24 dan 172.16.3.0/24 ke major classful network 172.16.0.0. Karena R3 tidak memiliki subnet yang merupakan bagian 172.16.0.0, R2 akan memakai classful mask untuk network class B, yaitu /16
1.3
Classless IP Addressing
The Move Towards Classless
Addressing
Tahun 1992, anggota IETF sangat mengkhawatirkan semakin
berkembangnya penggunaan internet dan keterbatasan skalabiltas routing table
internet, serta keterbatasan 32-bit IPv4. Kehabisan alamat class B trejadi
begitu cepat. Hal ini disebabkan oleh setiap organisasi meminta dan menjalankan
alamat classful network.
Pada tahun 1993, IETF
memperkenalkan Classless inter-Domain Routing, atau CIDR (RFC 1517), dengan
CIDR memungkinkan unuk:
·
Penggunaan
alamat IPv4 yang lebih efisien
·
Pengumpulan
prefix, mengurangi ukuran routing table.
CIDR
and Route Summarization
CIDR menggunakan VLSM
untuk mengalokasikan alamat IP untuk subnet berdasarkan kebutuhan bukan
berdasarkan class. Alokasi alamat tipe ini memungkinkan network/host dibuat
dari bit manapun dari alamat. Untuk pengembangan lebih lanjut, network bisa
disubnetting lagi menjadi subnet yang lebih kecil.
Pada gambar, dikeahui bahwa ISP1 mempunyai 4 pelanggan, masing-masingnya mempunyai rentang alamat IP yang berubah-ubah. Walau bergitu, semua rentang alamat pelanggan dapat dirangkum menjadi sebuah alamat saja ke ISP2. Alamat 192.168.0.0/20 merangkum semua rute yang termasuk ke network milik pelanggan A, B, C dan D. Tipe rute ini dikenal dengan Supernet Route. Supernet merangkum beberapa alamat network.
Memperbanyak VLSM dan rute supernet membutuhkan protokol classless routing, karena subnet mask tidak bisa lagi ditentukan berdasarkan nilai octet pertama. Subnetmask harus disertakan dengan alamat network. Protokol classless routing menyertakan subnetmask dengan alamat network pada routing update.
1.4
Classless Routing Protocol
termasuk ke dalam protokol ini antara lain: RIPv2, EIGRP, OSPF, IS-IS, dan BGP. Protokol routing ini menyertakan subnet mask dengan alamat network pada update routing. Protokol classless routing dibutuhkan ketika mask tidak bisa dikenali dari nilai octet pertama.
Contohnya, alamat network 172.16.0.0/16, 172.17.0.0/16, 172.18.0.0/16 dan 172.19.0.0/16 bisa dirangkum menjadi 172.16.0.0/14.
Jika R2 mengirim rangkuman rute 172.16.0.0 tanpa prefix /14, R3 hanya akan menerapkan classful mask default /16 (255.255.0.0). pada scenario protokol routing, R3 tidak menyadari adanya network 172.16.0.0/16, 172.17.0.0/16, 172.18.0.0/16 dan 172.19.0.0/16.
Note:
menggunakan protokol
classful routing, R2 bisa mengirim network tunggal tanpa perlu dirangkum, namun
manfaatt perangkuman hilang.
Protokol classful
routing tidak bisa mengirim rute
supernet karena router penerima akan menerapkan default classful ke alamat network
pada update routing table. Jika sebuah topologi berisi protokol calssful
routing, maka R3 hanya akan menginstal
712.16.0.0/16 pada routing table..
Dengan menggunakan
protokol classless routing, R2 akan menyebarkan network 172.16.0.0 bersamaa
dengan prefix /14 ke R3. Kemudian R3 akan bisa menginstal rute supernet
172.16.0.0/14 pada routing tablenya sehingga bisa menjangkau network
172.16.0.0/16, 172.17.0.0/16, 172.18.0.0/16 dan 172.19.0.0/16.
2
VLSM
2.1
VLSM in Action
VLSM merupakan subnetting subnet yang sederhana. VLSM berfungsi untuk
mengsubnet sebuah subnet
Dari gambar, network
10.0.0.0/8 telah di subnetting menggunakan subnetmask /16, yang menghasilkan
256 subnet.
10.0.0.0/16
10.1.0.0/16
10.2.0.0/16
.
.
.
10.255.0.0/16
Setiap subnet dengan
prefix /16 akan disubnetting lebih lanjut. Contohnya, subnet 10.1.0.0/16
disubnet lagi menggunakan prefix /24, dan hasilnya sebagai berikut:
10.1.1.0/24
10.1.2.0/24
10.1.3.0/24
.
.
.
10.1.255.0/24
Subnet 10.2.0.0/16 juga
disubnetting kembali dengan prefix /24. Subnet 10.3.0.0/16 disubnetting kembali
dengan prefix /28 dan 10.4.0.0/16 di subnetting lagi dengan prefix /20
Dari alamat sub-subnet
didapat host-host yang bisa dikofigurasi pada peralatan. Contohnya, pada gambar
subnet 10.1.0.0/16 dibagi menjadi subnet /24. Alamat 10.1.4.10 merupakan
anggota subnet spesifik yaitu 10.1.4.0/24.
2.2
VLSM and IP Addresses
VLSM dapat juga dibuat berdasarkan daftar masing-masing
subnet dan sub-subnetnya.
Network 10.0.0.0/8 merupakan awalnya rentang alamat yang akan dikembangkan. Pada putaran awal disubnetting dengan mask /16 (meminjam 8 bit untuk dimanipulasi) yang menghasilkan 256 subnet. Dengan classful routing, kita hanya bisa memiliki sebuah subnet mask untuk semua jaringan. Dengan menggunakan VLSM dan classless routing, akan terdapat fleksibilitas untuk membuat alamat network tambahan dan menggunakan subnet mask yang sesuai dengan kebutuhan.
Untuk subnet 10.1.0.0/16 , 8 bit lagi dipinjam, untuk menciptakan 256 subnet dengan subnet mask /24. Ini akan menghasilkan 256 host per subnet. Subnet tersebut berada pada rentang 10.1.0.0/24 sampai 10.1.255.0/24 yang merupakan subnetnya subnet 10.1.0.0/16
Subnet 10.2.0.0/16 lebih lanjut di subnetting dengan mask /24. Menghasilkan subnet dengan rentang 10.2.0.0/24 sampai 10.2.255.0/24
Subnet 10.3.0.0/16 lebih lanjut dapat di subnetting dengan subnet mask /28. Subnetmask ini menghasilkan 14 alamat host per subnet, 12 bit dipinjam untuk dimanipulasi, menciptakan 4.096 subnet dengan dimulai dari 10.3.0 .0 sampai 10.3.255.240/28
Subnet 10.4.0.0/16 selanjutnya di subnetting dengan mask /20. Mask ini menghasilkkan 2046 alamat host per subnet. 4 bit dipinjam, menciptakan 16 subnet dimulai dari 10.4.0.0/20 sampai 10.4.240.0/20
3
CIDR
3.1
Route Summarization
Telah dipelajari sebelumnya bahwa rute rangkuman juga
dikenal dengan rute aggregation (pengumpul), yang memproses pengumuman
rute-rute yang bersifat contiguous (berdekatan atau berada pada hirarki yang
sama) menjadi alamat tunggal dengan subnet mask yang lebih pendek. CIDR
merupakan format rute summarization (perangkum) dan sinonim supernetting.
Salah satu rute
summarization (perangkum) akan tercipta apabila menggunakan protokol classful
routing seperti RIPv1. RIPv1 merangkum subnet dengan alamat tunggal major network
classful ketika mengirim update RIPv1 keluar dari interface yang merupakan
milik major network lainnya, contohnya, RIPv1 akan merangkum subnet-subnet
10.0.0.0/24 (10.0.0.0/24 sampai 10.255.255.0/24) mejadi 10.0.0.0/8.
CIDR mengabaikan
keterbatasan classful boundaries, dan mengizinkan perangkuman dengan classless
mask. Tipe perangkuman membantu dalam mengurangi jumlah entri yang masuk pada
update routing table dan menurunkan jumlah entri yang masuk ke local routing
table. Ini juga membantu mengurangi pemakaian bandwidth pada saat update
routing table dan menghasilkan lookup routing table yang lebih cepat.
Gambar tersebut
menampilkan single stiatic router dengan alamat 172.16.0.0 dan subnet mask
255.248.0.0 yang merangkum semua classful network mulai dari 172.16.0.0/16
sampai 172.23.0.0/16. Walaupun 172.22.0.0/16 dan 172.23.0.0/16 tidak
ditampilkan, keduanya juga termasuk ke rute yang telah dirangkum. Dapat dilihat
bahwa mask /13 (255.248.0.0) kurang dari default classful mask /16
(255.255.0.0).
3.2
Calculating Route Summarization
Merangkum network ke dalam sebuah alamat dan mask tunggal
dapat dilakukan dengan tiga langkah. Dari alamat-alamat berikut
·
172.20.0.0/16
·
172.21.0.0/16
·
172.22.0.0/16
·
172.23.0.0/16
Langkah pertama
membuat daftar network dalam bentuk bilangan biner. Seperti gambar diatas.
Selanjutnya hitung
bagian bilangan biner yang bernilai sama (asumsi yang bernilai sama merupakan
bilangan biner yang aktif). Ini merupakan prefix, atau subnet mask untuk rute
rangkuman: /14 atau 255.252.0.0
Langkah selanjutnya
adalah salin bit-bit yang sama dan tambahkan angka 0. Pada gambar terlihat
bahwa network tersebut dapat dirangkum menjadi 172.20.0.0. Jadi empat alamat –
172.20.0.0/16, 172.21.0.0/16, 172.22.0.0/16 dan 172.23.0.0/16 dapat dirangkum
menjadi 172.20.0.0/14
ok min
BalasHapusSolder uap